Oleh: Pribakti B
Soekarno, yang sering disebut sebagai “Bung Karno,” adalah salah satu ikon penting dalam sejarah Indonesia. Banyak yang mengenalnya sebagai presiden pertama Republik Indonesia dan bapak proklamator yang namanya selalu terlantunkan saat kita merayakan kemerdekaan pada 17 Agustus. Namun, sosoknya lebih dari sekadar gelar atau peringatan. Perjalanan hidup, aktivitas politik, dan pemikirannya tentang negara dan bangsa sangat kaya akan konteks yang perlu dipahami oleh generasi sekarang.
Fakta menarik, meski telah banyak buku yang ditulis tentang dirinya, tak banyak yang menggali dalam tentang perjalanan hidupnya dan perjuangan politiknya. Banyak yang hanya melihat sosoknya dari sudut pandang heroisme tanpa memahami ide-ide dan kontribusinya dalam membangun dasar negara, yaitu Pancasila. Pancasila adalah warisan berharga yang memuat nilai-nilai luhur dan kemanusiaan yang seharusnya menjadi pegangan bagi seluruh masyarakat.
Pandangan Dunia Soekarno
Soekarno dikenal sebagai seorang pemikir yang bernuansa inklusif dan terbuka. Selain berjuang melawan kolonialisme, ia juga mengadvokasi pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Meski berbeda dengan banyak pemimpin lainnya, Bung Karno tidak pernah menolak ilmu yang datang dari Barat. Ia menolak sikap arogansi dan praktik dehumanisasi yang sering kali melatarbelakangi peradaban tersebut, tetapi mengakui bahwa ada nilai positif yang perlu diambil dari semua peradaban.
This multikulturalisme dan iman kepada peradaban sebagai suatu hal yang universal menjadi pandangannya. Soekarno menekankan bahwa makna kemanusiaan tidak mengenal batasan kulit atau ras. Dengan kesadaran ini, ia mengajak masyarakat untuk menerima semua hal positif, terlepas dari asal-usulnya. Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki visi yang jauh ke depan, menghargai perbedaan, dan mengedepankan kebersamaan dalam membangun bangsa.
Inklusivitas dalam Pancasila
Pancasila, sebagai gagasan besar Bung Karno, mencerminkan pandangan inklusifnya. Sebagai ideologi dasar negara, Pancasila mampu menyatukan berbagai elemen yang ada di dalam masyarakat yang heterogen. Mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, setiap sila memiliki kedalaman makna yang mendukung toleransi, kebhinekaan, dan kesalehan sosial.
Bung Karno tidak hanya menganggap Pancasila sebagai sebuah doktrin, tetapi juga sebagai falsafah hidup yang menekankan pentingnya solidaritas dan integritas dalam berbangsa. Pancasila berfungsi bukan hanya sebagai landasan hukum, tetapi sebagai pengikat antara beragam budaya, adat, suku, dan tradisi yang ada. Ia mengajak semua orang untuk menghargai dan mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Hal ini semakin memperkuat keyakinan bahwa perbedaan merupakan kekuatan, bukan penghalang.
Dalam pandangan Soekarno, penting bagi setiap individu, terlepas dari keyakinan dan latar belakangnya, untuk saling menghargai dan menyatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai sebuah ideologi politik menawarkan nilai-nilai yang kuat dalam membuat kompromi sosial. Dalam hal ini, Bung Karno berhasil menampilkan sosok yang moderat dan visioner, merangkul segala perbedaan demi Indonesia yang satu dan utuh.
Dengan cara ini, Bung Karno bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang penggerak perubahan yang menegaskan bahwa perbedaan bukanlah penghalang. Melalui Pancasila, ia telah menanamkan nilai-nilai yang relevan hingga sekarang, menjadikan Pancasila sebagai panduan bagi setiap warga negara untuk berjalan bersama dalam membangun masa depan. Dalam setiap langkah dan kebijakan, hal yang ia ajarkan adalah pentingnya bekerja untuk kepentingan bersama, menjaga harmoni, dan menghargai setiap perbedaan yang ada.
Dalam kesimpulannya, Soekarno adalah seorang tokoh yang membangun pondasi penting untuk bangsa ini melalui Pancasila. Dia menawarkan pandangan yang inklusif, terbuka, dan humanis. Pancasila milik semua, dan setiap individu memiliki tempatnya dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama. Dengan menelusuri pemikiran dan nilai-nilai yang ditanamkannya, kita diingatkan akan pentingnya tolong-menolong dan menghargai perbedaan demi Indonesia yang lebih baik.