www.mediapos.id – Pemerintah Kabupaten Nagekeo baru-baru ini meluncurkan Program Kolaborasi Inklusi Literasi Fungsional yang menghubungkan pendidikan, pertanian, dan ketahanan pangan. Acara ini menjadi awal dari inisiatif yang berpotensi mengubah wajah desa-desa di Nagekeo secara signifikan, diiringi dengan penanaman bibit pepaya California di Kebun Sekolah SDI Malawona oleh Bupati dan Wakil Bupati setempat.
Kegiatan ini tidak hanya berdampak positif pada pengembangan minat baca, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan. Dengan dukungan dari masyarakat dan berbagai instansi, program ini menjanjikan peluang yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Acara yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pemuka masyarakat dan kepala OPD, dimulai dengan ibadat pemberkatan yang memberikan nuansa khidmat. Penanaman simbolis bibit pepaya menjadi simbol harapan dan kerja sama dalam membangun masa depan.
Inisiatif Inovatif untuk Masa Depan Pertanian
Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, menekankan bahwa kegiatan ini melebihi sekadar penanaman pepaya. Ia mengatakan, “Kita sedang menanam harapan dan ilmu, yang berpotensi untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.”
Bupati menjelaskan bahwa program ini menciptakan sinergi antara pendidikan dan pertanian untuk membantu pemberdayaan ekonomi desa. Melalui penanaman pepaya, anak-anak diharapkan dapat belajar mengenai lingkungan dan pentingnya keberlanjutan dalam pertanian.
Lebih lanjut, ia mengajak partisipasi semua pihak dalam membangun infrastruktur dan pemanfaatan sumber daya secara optimal. Dengan pendekatan terpadu ini, ke depannya diharapkan desa-desa lain dapat meneladani keberhasilan Desa Langedhawe.
Membangun Ekonomi Melalui Pertanian Berkelanjutan
Wakil Ketua DPRD Nagekeo, Yohanes Siga, turut memberikan pendapat bahwa kolaborasi antara literasi dan pertanian dapat menciptakan peluang ekonomi yang signifikan. Ia mengungkapkan potensi pasar pepaya California yang bisa memenuhi kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis.
“Setiap dapur membutuhkan sekitar 200 buah pepaya per hari. Ini adalah peluang yang tidak bisa dilewatkan,” ujarnya, menyoroti pentingnya pengembangan pertanian lokal. Siga juga mencatat bahwa satu hektar kebun pepaya dapat menghasilkan pendapatan yang cukup besar bagi petani.
Program ini menjadi langkah maju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian yang inovatif. Dengan demikian, Desa Langedhawe dapat menjadi contoh konkret keberhasilan pertanian berkelanjutan.
Komitmen Pemerintah dan Masyarakat dalam Pertanian
Kepala Desa Langedhawe, Siprianus Mesi, menunjukkan komitmennya untuk mendukung kelangsungan program ini. Ia berencana agar lebih banyak lahan pertanian dan pekarangan warga digunakan untuk menumbuhkan pepaya secara produktif.
Dia juga menyampaikan aspirasi masyarakat mengenai perbaikan infrastruktur desa, seperti perbaikan jalan dan penyediaan alat pertanian yang modern. Peningkatan sarana ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta akses informasi bagi masyarakat.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Desa Langedhawe dapat menjadi pusat pertanian yang produktif dan berkelanjutan. Hal ini akan membuka lebih banyak peluang kerja dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
Perpustakaan Desa Sebagai Pusat Pengetahuan dan Inovasi
Bupati Simplisius menutup sambutannya dengan menggarisbawahi pentingnya perpustakaan desa. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang tidak hanya menyimpan buku, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan pengetahuan.
“Mari bersama-sama kita wujudkan perpustakaan sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi anak-anak dan masyarakat,” ungkapnya. Inisiatif ini selaras dengan visi melahirkan generasi yang cerdas dan mandiri.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata gotong royong khas masyarakat Nagekeo. Sinergi antara literasi, pertanian, dan ketahanan pangan adalah langkah konkret menuju kemandirian dan kesejahteraan yang lebih baik.