Banjarmasin, 3 Juni 2025 — Peluncuran Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) merupakan langkah strategis dalam memperkuat sistem pertahanan siber di kawasan perbankan. Kegiatan ini turut diresmikan dengan penerimaan Surat Tanda Registrasi (STR) dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia, yang menandai komitmen untuk meningkatkan literasi keamanan digital.
Berdasarkan fakta terbaru, ancaman terhadap keamanan siber semakin meningkat seiring dengan penggunaan teknologi yang semakin luas. Hal ini menuntut lembaga-lembaga keuangan untuk responsif dan proaktif dalam menghadapi tantangan tersebut. Bagaimana institusi dapat tetap aman dalam ekosistem digital yang kompleks ini?
Penguatan Keamanan Siber Melalui Tim Tanggap Insiden
Pembentukan TTIS adalah langkah awal yang sangat penting. Tim ini akan berfungsi sebagai garda terdepan dalam menghadapi insiden siber. Dengan keterlibatan berbagai pihak, termasuk BSSN, diharapkan akan muncul satu kesatuan pemahaman yang lebih baik mengenai ancaman dan cara penanganannya. Setiap anggota tim dilatih untuk mengetahui berbagai potensi risiko dan cara mitigasinya.
Insight dari para ahli menunjukkan bahwa salah satu langkah awal yang perlu diambil adalah mengedukasi sumber daya manusia mengenai praktik cyber hygiene. Praktik ini mencakup penggunaan kata sandi yang kuat, backup data secara rutin, serta pengamanan jaringan. Dengan pemahaman yang baik tentang potensi serangan seperti phishing dan malware, diharapkan setiap individu dapat berkontribusi pada keamanan bersama.
Strategi Membangun Budaya Keamanan Informasi
Sisi lain yang tidak kalah krusial adalah membangun budaya keamanan informasi dalam organisasi. Ini bukan hanya tanggung jawab tim TI, tetapi juga tanggung jawab bersama. Mengajak seluruh karyawan untuk aktif berpartisipasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan rutin untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam mengidentifikasi ancaman.
Lebih dari sekadar perlindungan, upaya ini merupakan investasi jangka panjang. Dalam era digital, menjaga reputasi dan kepercayaan masyarakat sangatlah penting. Keterlibatan aktif semua pihak, mulai dari pimpinan hingga karyawan, menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga ketahanan siber. Pada akhirnya, tujuan utama adalah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan inovasi, tanpa harus mengorbankan keamanan.
Dengan langkah-langkah proaktif yang diambil, diharapkan keamanan siber dapat terus ditingkatkan, seiring dengan berkembangnya teknologi dan ancaman baru di dunia maya. Pendidikan dan kesadaran bersama adalah fondasi yang kuat dalam membangun ketahanan digital yang efektif.