www.mediapos.id – Bank Kalsel baru-baru ini mengambil langkah signifikan dalam mendukung pelestarian budaya Indonesia dengan menyerahkan dukungan pembangunan Spot Pasar Terapung di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Inisiatif ini adalah salah satu bentuk nyata dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dirancang untuk melestarikan budaya nusantara, terutama budaya pasar terapung yang merupakan ikon dari Kalimantan Selatan.
Serah terima dukungan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin, kepada Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, di hadapan tamu undangan termasuk Komisaris Non Independen Bank Kalsel, Hj. Karmila Muhidin, dan perwakilan dari Badan Penghubung Provinsi Kalimantan Selatan. Momen ini tidak hanya menandai kerjasama antara sektor swasta dan pemerintah, tapi juga menegaskan komitmen dalam mendukung pengembangan budaya lokal.
Fachrudin menyatakan rasa syukur dan bangganya atas kontribusi ini. “Kami merasa terhormat dapat berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia melalui program CSR ini,” ujarnya dengan nada antusias.
Pasar terapung, yang dikenal sebagai pasar tradisional, adalah tempat di mana transaksi jual beli dilakukan di atas perahu tradisional atau jukung. Ini lebih dari sekadar tempat berdagang; pasar terapung mencerminkan nilai-nilai sosial, ekonomi, serta budaya masyarakat Kalimantan Selatan yang kaya dan beragam.
Pembangunan spot ini di TMII sangat strategis, sebab tempat tersebut merupakan etalase budaya Indonesia yang mewakili ragam tradisi dari seluruh nusantara. Diharapkan, kehadiran pasar terapung mampu menarik minat wisatawan dan memberikan edukasi kepada pengunjung tentang budaya lokal.
“Kami yakin bahwa kolaborasi antara dunia usaha, pemerintah, serta masyarakat akan mendorong pembangunan yang berkelanjutan. TMII adalah lokasi yang ideal untuk memperkenalkan warisan kekayaan budaya kepada masyarakat luas,” kata Fachrudin menambahkan.
Spot pasar terapung ini juga selaras dengan tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs). Dengan memperluas akses pasar kepada pelaku UMKM, serta memperkenalkan hasil pertanian dan kuliner tradisional, kontribusi Bank Kalsel diharapkan mampu mendukung perekonomian lokal.
Beberapa tujuan yang dikejar melalui pembangunan spot ini meliputi: SDG 1, mengatasi kemiskinan dengan memberdayakan pelaku UMKM; SDG 2, menjaga ketahanan pangan; dan SDG 10, mengurangi kesenjangan antar daerah melalui penguatan budaya lokal.
Bagi Bank Kalsel, CSR bukan semata-mata kewajiban, melainkan juga komitmen moral untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa dan pelestarian warisan budayanya. Mereka sangat menghargai kerjasama yang terjalin dengan manajemen TMII selama tahap pembangunan.
“Kami berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan dirawat, untuk memberikan dampak positif dalam jangka panjang bagi masyarakat setempat. Semoga kerjasama ini dapat berlanjut ke depan,” harap Fachrudin.
Peran Vital Bank Kalsel dalam Pengembangan Budaya Lokal melalui CSR
Bank Kalsel memiliki visi yang jelas dalam mendukung pengembangan budaya lokal. Dalam kerangka CSR, mereka berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian budaya. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui dukungan yang konkret dalam bentuk pembangunan fasilitas yang mendukung pasar tradisional.
Dengan adanya spot pasar terapung di TMII, diharapkan para pelaku UMKM lokal dapat memperluas jaringan pasarnya. Hal ini tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga membantu mempertahankan tradisi dan kearifan lokal yang kian tergerus oleh zaman modern.
Selain memberikan dukungan langsung dalam hal infrastruktur, Bank Kalsel juga terlibat dalam berbagai program edukasi. Program-program ini dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang potensi dan kekayaan budaya mereka sendiri yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Dengan demikian, bank ini tidak hanya berperan sebagai lembaga keuangan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang berfokus pada pelestarian budaya. Keberadaan pasar terapung di TMII menjadi salah satu contoh nyata dampak positif dari sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam merawat kekayaan budaya bangsa.
Fasilitas seperti ini juga berpotensi untuk mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara. Dengan semakin banyaknya pengunjung yang tertarik, potensi ekonomi masyarakat lokal akan semakin meningkat, memicu pertumbuhan berkelanjutan di kawasan tersebut.
Menjaga Tradisi melalui Pasar Terapung sebagai Simbol Budaya
Pasar terapung adalah simbol dari kekayaan budaya Kalimantan Selatan yang memiliki nilai historical dan sosial yang sangat tinggi. Masyarakat yang terlibat dalam pasar terapung tidak hanya berdagang, tetapi juga menjalani rutinitas yang menjadi bagian dari identitas mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya melestarikan cara hidup yang unik ini.
Aktivitas pasar terapung lebih dari sekadar perdagangan; ia menciptakan interaksi sosial antar masyarakat. Pertemuan di pasar menjadi tempat berbagi cerita, tradisi, dan nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Dengan adanya dukungan pembangunan dari Bank Kalsel, eksistensi pasar terapung dapat terjaga dan bahkan semakin ditingkatkan. Masyarakat yang terlibat akan lebih percaya diri dalam mempertahankan tradisi dan kearifan lokal mereka, yang merupakan bagian integral dari identitas budaya bangsa.
Pembangunan ini diharapkan juga akan memberikan inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan bentuk-bentuk pasar tradisional yang inovatif dan berkelanjutan. Menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga identitas budaya dapat menjadi langkah awal untuk mendorong upaya pelestarian yang lebih luas.
Melalui usaha ini, Bank Kalsel menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berbicara mengenai tanggung jawab sosial, tetapi juga mengimplementasikannya dalam tindakan nyata yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan budaya.
Kolaborasi untuk Masa Depan Budaya Indonesia yang Lebih Cerah
Kerja sama antara Bank Kalsel, pemerintah, dan masyarakat merupakan hal yang krusial untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pelestarian budaya. Tanpa adanya sinergi ini, usaha untuk menjaga tradisi dan kearifan lokal akan menjadi tantangan yang berat. Oleh karena itu, kolaborasi menjadi kunci untuk mewujudkan tujuan ini.
Dukungan CSR dari sektor swasta seperti Bank Kalsel adalah langkah awal yang sangat baik dalam membangun sinergi ini. Tindakan nyata seperti ini diharapkan dapat menjadi model bagi perusahaan lain untuk turut berkontribusi dalam pelestarian budaya lokal di wilayah masing-masing.
Di masa depan, semakin banyak inisiatif yang diharapkan muncul dari berbagai pihak, bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya budaya lokal. Upaya ini tidak hanya memperkaya kehidupan sosial masyarakat tetapi juga menciptakan peluang akulturasi yang positif antara budaya tradisional dan modern.
Dengan semakin banyaknya pihak yang berpartisipasi, maka efektivitas dalam pelestarian budaya akan semakin meningkat. Kerjasama ini menjadi harapan untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia agar tetap hidup dan relevan di era globalisasi yang semakin kompleks.
Sebagai penutup, melalui berbagai program dan inisiatif yang dilakukan, Bank Kalsel menunjukkan komitmennya dalam menjaga warisan budaya. Dukungan mereka tidak hanya membantu masyarakat setempat, tetapi juga membentuk masa depan budaya Indonesia yang lebih cerah.