www.mediapos.id – Pembangunan pembangkit listrik geotermal di Flores memicu perdebatan. Di satu sisi, pengembang beralasan bahwa proyek ini diperlukan untuk mengatasi krisis kelistrikan yang semakin mendalam di Pulau Flores, yang saat ini mengalami defisit energi. Pemadaman bergilir sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi masyarakat setempat, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
Namun, di balik itu semua, muncul kekhawatiran akan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh proyek ini. Masyarakat bimbang, apakah eksplorasi geotermal ini benar-benar aman dan berkelanjutan? Masalah yang terjadi di Mataloko, yang merupakan salah satu contoh kegagalan eksplorasi sebelumnya, menjadi sorotan bagi banyak pihak.
Perspektif Masyarakat Terhadap Energi Geotermal
Munculnya unjuk rasa di Flores merespons berbagai pandangan mengenai keberhasilan dan risiko terkait geotermal. Masyarakat seringkali merasa terjebak antara kebutuhan akan listrik dan kekhawatiran akan dampak negatif lingkungan. Salah satu isu yang mencuat adalah berkurangnya buah alpukat lokal. Phenomena ini membuat Penulis berpikir, mungkin saja ada hubungannya dengan transisi nilai ekonomis yang tidak terduga.
Harga yang melambung tinggi untuk jus alpukat di restoran jelas berbeda dengan harga yang dipatok di kebun. Biaya tinggi ini mengundang pertanyaan, apakah alpukat kini menjadi komoditas mahal akibat minat pasar yang meningkat, sehingga membuatnya semakin sulit ditemukan? Analisis ini diwarnai dengan pengalaman Penulis melihat kesuksesan pengelolaan kebun alpukat di Mangulewa, yang menunjukkan adanya peluang bisnis yang signifikan.
Dampak Perubahan Iklim dan Energi Terbarukan
Paus Fransiskus dalam ensiklik “Laudato si’, mi Signore” mengajak kita untuk merawat bumi. Ternyata, hal ini berhubungan dengan upaya global dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin melekat dalam kehidupan sehari-hari. Energi geotermal berpotensi menjadi solusi di tengah krisis ini, dengan menggantikan sebagian besar bahan bakar fosil dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.
Polusi yang dihasilkan dari batu bara dan minyak menjadi catatan penting. Energi geotermal dapat menawarkan alternatif yang lebih bersih dan efisien, serta mengurangi jejak karbon secara signifikan. Namun, tantangan tetap ada. Penerimaan masyarakat yang kurang terhadap kehadiran energi baru ini menunjukkan masih adanya kesalahpahaman dan ketakutan terhadap dampak sosial dan lingkungan.
Ketersediaan energi terbarukan, seperti energi geotermal, perlu dilihat dari berbagai sudut pandang agar bisa diterima secara luas. Dialog yang konstruktif antara berbagai pihak sangat diperlukan untuk mencapai titik temu. Seperti halnya buah alpukat yang mengalami transisi nilai, energi yang bersih dan berkelanjutan harus dipandang sebagai nilai yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat Flores melalui pelibatan aktif dan pemahaman yang lebih dalam tentang keunggulan energi geotermal bisa menciptakan sinergi yang positif antara kebutuhan akan energi dan pelestarian lingkungan. Ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan transisi nilai dan energi untuk mencapai masa depan yang lebih baik.