www.mediapos.id – Jakarta menjadi saksi penting bagi perkembangan organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Direktur Utama LKBN Antara, Akhmad Munir, telah resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum PWI untuk periode 2025–2030, berkomitmen untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan yang mengganggu organisasi ini sejak tahun 2024. Tindakan ini mencerminkan harapan baru untuk menyatukan kembali wartawan di Indonesia.
Dengan mendaftar di Sekretariat Panitia Kongres PWI, Munir tidak berdiri sendiri. Ia ditemani oleh dua tokoh penting yang sebelumnya berada di kubu yang berbeda, Atal S. Depari dan Zulmansyah Sekedang. Situasi ini menunjukkan komitmen semua pihak untuk menyatukan PWI demi masa depan yang lebih baik.
Langkah Munir menjadi sejarah baru yang akan ditinjau dalam dinamika internal PWI. Sebagai figur pemersatu, ia mendapatkan dukungan dari kedua tokoh yang dulu mewakili dua kepengurusan berbeda, mendekatkan jalinan komunikasi antar anggota. Sejumlah kepengurusan PWI provinsi juga memberikan dukungan, menunjukkan bahwa banyak yang berharap perubahan positif akan segera hadir.
Meneguhkan Komitmen untuk Konsolidasi dan Rekonsiliasi
Dalam pencalonannya, Akhmad Munir menekankan pentingnya konsolidasi dan rekonsiliasi dalam PWI. Munir percaya bahwa organisasi ini perlu bersatu dan menghentikan konflik internal yang telah berlangsung cukup lama. Dengan berbagai kepengurusan di daerah, ia berkomitmen untuk memperkuat dan menyatukan kembali organisasi tersebut.
Munir mengatakan, “Bismillah, saya maju untuk menyatukan kembali PWI, melakukan rekonsiliasi, dan memperkuat organisasi, terutama di daerah.” Pernyataan ini menunjukkan keseriusannya dalam mengembalikan marwah PWI yang telah terdistorsi oleh konflik internal. Upayanya menjadi lebih penting di tengah kebutuhan untuk bersatu.
Atal S. Depari, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum PWI, menyatakan keyakinannya bahwa Munir adalah sosok yang tepat untuk memimpin. “PWI membutuhkan figur pemersatu. Saya melihat Munir memiliki kapasitas dan rekam jejak yang mumpuni untuk itu,” ujarnya. Dukungan dari tokoh lama seperti Depari merupakan sinyal bahwa ada harapan untuk perubahan positif dalam organisasi.
Kebutuhan Akan Profesionalisme dan Peningkatan Kualitas Wartawan
Salah satu fokus utama Munir adalah peningkatan profesionalisme para wartawan. Ia mengusulkan pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) secara masif untuk memastikan kualitas berita yang dihasilkan. Melalui program ini, diharapkan wartawan dapat lebih kompeten dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Di samping itu, pelatihan berjenjang dan workshop digital juga menjadi bagian dari rencana Munir. Disadari bahwa perkembangan teknologi informasi membawa tantangan baru bagi dunia jurnalistik, maka pelatihan ini akan memperkuat kinerja wartawan dalam menghadapi era digital. Munir berkomitmen untuk memastikan bahwa para wartawan tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.
Munir juga menekankan pentingnya penguatan media lokal. Ia menyadari bahwa banyak media kecil yang membutuhkan dukungan untuk bertahan dan berkembang. Dengan begitu, media lokal bisa menjadi sumber informasi yang akurat dan terpercaya bagi masyarakat di daerah.
Menatap Masa Depan PWI yang Lebih Baik dan Solid
Kongres PWI 2025 akan menjadi momen penting dalam sejarah organisasi ini. Bukan hanya sekedar ajang pemilihan Ketua Umum, tetapi juga sebagai kesempatan untuk menentukan arah masa depan PWI. Apakah PWI dapat berkembang menjadi organisasi yang lebih solid dan adaptif terhadap perubahan zaman, menjadi pertanyaan besar yang tengah digeluti.
Munir sadar betul bahwa dukungan mayoritas dari berbagai kepengurusan provinsi mencerminkan harapan besar untuk menyudahi konflik dan membawa PWI memasuki era baru. Ia berharap, dengan berbagai langkah strategis yang diusulkannya, PWI bisa lebih siap menghadapi tantangan industri media yang semakin kompleks.
“Darah saya PWI. Sejak jadi wartawan tahun 1991, saya hidup bersama PWI, terutama di daerah,” ungkap Munir dalam satu kesempatan. Pernyataan ini menyiratkan dedikasi dan kecintaannya terhadap organisasi wartawan ini, serta harapannya untuk tidak hanya mengembalikan marwah PWI, tetapi juga memberikan perhatian yang lebih bagi daerah.